|
|||
Tuesday, September 14, 2004
Kemarin sabtu aku jalan2 ke sebuah universitas. Nggak mau kalah dgn mahasiswa yg cuman pake sendal dan bawa tas ransel, akupun begitu juga. Rupanya disana lg ada wisuda, pantesan mobil yg parkir banyak bgt. Malah ada beberapa buah yg mercy dan bmw. Aku jd inget klo beberapa waktu lalu para mahasiswanya sempat berdemo krn adanya uang pangkal bagi mahasiswa baru sampai berpuluh juta. Sebenarnya siapa yg menikmati adanya subsidi bagi PTN? tak lain adalah orang2 kaya yg bermobil mewah itu. Rasanya sudah tak perlu lagi ada subsidi yg bgtu, toh.. tidak efektif mencapai sasaran hanya menguntungkan orang2 kaya yg segala sesuatunya tetep ingin mendapat subsidi. Koq gak tau diri yach..!!! Klo yg benar2 tidak mampu khan mereka bisa mengajukan keringanan, baik jumlah atau cara pembayarannya.
Ibarat menepuk air dipendulangan menciprat ke muka sendiri. Itulah kiasan yg tepat. Aku nggak mau menuding orang lain, tapi akupun juga menikmati subsidi itu. Abiz mo gimana klo di swasta gak bakalan kuliah dech, ugh.. alasan aja (=_=) Jadi suka ato tidak suka, mau tidak mau kenyataannya bahwa aku kuliah dibiayai oleh RAKYAT melalui subsidi tsb. Seperti yg dibilang temenku dalam milis, wajar donk klo sekarang rakyat menuntut, "eh.. kamu adhy dulukan udah aku biayai kuliah kamu sampe lulus dan akhirnya kamu bisa jadi orang spt ini, nach skrg apa tanggung-jawabmu?? Apa kamu gak punya moral enak aja duduk2 di kursi empuk, ruang ber-ac kerjanya cuman browsing, posting blog, kirim imel sana-sini, apa yg kamu perbuat bagi rakyat?? Sia-sia aja aku membantu uang kuliahmu klo akhirnya kamu hanya memikirkan dirimu saja" Dezign.. tuntutan yg sangat wajar dan memang seharusnya demikian, coba saja 10% dr putra-putri terbaik bangsa ini yg sudah menikmati subsidi itu mau mengembalikan uang rakyat (bukannya malah korupsi) pasti bangsa ini akan menjadi jauh lebih makmur. Thx bgt buat Agus yg sudah melontarkan "angan-2 kosong tukang becak" |