Cool Calm Confident


Wednesday, August 11, 2004

Hujan Meteor Perseid

Jakarta, KCM
Hujan meteor Perseid tahunan yang akan mencapai puncaknya tanggal 12 Agustus besok, bisa menyuguhkan tontonan spektakuler kali ini, demikian diramalkan para ahli.
Mereka yang berminat menyaksikan hujan bunga api di langit malam itu disarankan melihatnya dari wilayah yang bebas dari polusi cahaya pada tanggal 12 dan 13 Agustus menjelang subuh. Sebelumnya mereka akan disuguhi "tontonan pembuka" tanggal 11 dan 12 Agustus malam.
Hujan meteor kali ini diperkirakan akan lebih jelas dibanding tahun lalu, karena kali ini cahaya bulan tidak akan seterang dulu. Pada peristiwa terdahulu, pengamat bisa menyaksikan ratusan meteor menyala di langit setiap jamnya.

Nyala api yang menghiasi langit ini disebabkan oleh terbakarnya debu-debu ekor komet di atmosfer Bumi. Hujan meteor Perseid khususnya terjadi saat Bumi melewati wilayah yang dipenuhi partikel-partikel yang dilepaskan Komet 109P/Swift-Tuttle. Komet ini berkelana di antara planet-planet bagian dalam tiap 130 tahun, terakhir kali tahun 1992.
Kali ini, bila Anda pergi keluar hari Rabu dan Kamis malam, dan berada di tempat yang gelap saat langit tidak berawan, Anda mungkin akan melihat rata-rata satu meteor tiap menit," kata Neil Bone, astronom dari British Astronomical Association.

Mengenai pertunjukan pembuka, yakni hujan meteor tanggal 11 Agustus, para ilmuwan memperkirakan sumbernya adalah butir-butir debu yang terlempar dari komet 109P/Swift-Tuttle tahun 1862, yang kebetulan sedang menyeberangi orbit Bumi.
Hujan meteor Perseid disebut demikian karena arah jatuh meteor itu kebanyakan seolah berasal dari gugusan bintang Perseus. Perseid sering pula disebut sebagai "airmata Santo Laurensius" karena pesta orang suci Katolik itu jatuh tanggal 10 Agustus.

Partikel kecil

Lokasi hujan meteor Perseid seolah berasal dari gugusan bintang Perseus
Adapun partikel-partikel yang terbakar di angkasa rata-rata berukuran sebesar kepala korek api atau seperti butir-butir padi. Debu angkasa itu melesat dengan kecepatan sekitar 50 km/detik. Saat memasuki atmosfer Bumi, partikel tersebut akan terbakar habis karena gesekan dengan udara.

"Namun walau ukurannya hanya kecil saja, saat terbakar ia bisa menjadi meteor yang cahayanya seterang cahaya Jupiter dari Bumi," kata Bone. "Nyala itu akan bertahan sepersepuluh atau dua per sepuluh detik."
"Namun bila ukuran partikel cukup besar, nyalanya masih akan terlihat selama dua atau tiga detik walau meteor telah habis terbakar," lanjut Bone. "Meteor-meteor ini akan memberi pemandangan indah seolah hujan api turun dari angkasa." (bbc.co.uk/wsn)

¶-- posted on 8:09 AM


Back to Home

Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com

aboutme

Adhy orangnya pendiem, agak tertutup, humoris, cuek bgt, suka ngeselin, gak enak diajak ngobrol, gak gaul n` gak asyik dijadiin temen kamu hehee..
Contact Me / Friendster

chatbox




recent

archives

  • June 2004
  • July 2004
  • August 2004
  • September 2004
  • October 2004
  • November 2004
  • December 2004
  • January 2005
  • March 2005
  • April 2005
  • June 2005
  • July 2005
  • October 2005
  • January 2006
  • June 2007
  • March 2008
  • April 2008
  • May 2008
  • eyecatching

    friends

    credits

    Powered by : Blogger.Com
    Skin by : Clone at blogskins
    ShoutBox by : Cbox
    Commenting by : HaloScan
    Tracking by : eXTReMe
    Counter by : HitCounter

    Alabama Jones Act Lawyer

    Blogarama - The Blog Directory

    Site Meter