|
|||
Friday, July 30, 2004
Republika
Sakit yang dialami manusia boleh jadi karena kelalaian memelihara kesehatan. Kelalaian itu dapat berupa tidak disiplin dalam pola makan dan minum, kurang istirahat, olahraga, maupun faktor psikologis dan lainnya. Dalam berbagai literatur Islam ditemukan informasi bahwa perut merupakan sumber utama penyakit. Oleh sebab itu, banyak sekali tuntutan Islam melalui Alquran dan hadis tentang makan dan minum untuk mengisi perut. Larangan Islam agar tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang haram dan disiplin mengonsumsi yang halal bertujuan supaya manusia sehat lahir dan batin. Perintah untuk sederhana dalam makan dan minum, dan menjauhkan diri dari berlebih-lebihan, mendukung agar manusia sehat. Allah berfirman, "Makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan, Allah tidak senang kepada orang yang berlebih-lebihan" (QS 7: 31). Ketidaksenangan Allah terhadap orang-orang yang berlebih-lebihan ditampakkan dengan mendatangkan penyakit kepada mereka. Sehubungan dengan itu, Rasulullah SAW menganjurkan setiap Muslim untuk makan dan minum secukupnya. Beliau bersabda, "Cukuplah bagi putra Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Kalaupun harus dipenuhkan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga sisanya untuk pernapasannya." (HR Tirmidzi). Penyakit yang menimpa seseorang boleh jadi karena cobaan dan ujian Allah. Dalam hal ini, yang bersangkutan dituntut sabar menghadapinya. Sebab, sabar dalam kondisi ini mendatangkan pahala bagi dirinya di sisi Allah. Sakit pun dapat berupa siksaan Allah terhadap seseorang karena kedurhakaan dan dosa yang dilakukan selama ini. Ini dimaksudkan Allah agar ia kembali ke jalan yang diridhai-Nya. Rasulullah SAW bersabda, "Penyakit merupakan cambuk Allah di bumi ini, dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya." (Al-Hadis). Islam menganjurkan orang yang sakit untuk berobat. Sikap sabar dan rela terhadap penyakit yang menimpa diri, tidak boleh melemahkan upaya untuk berobat. Rasulullah SAW bersabda, "Berobatlah karena tiada satu penyakit yang diturunkan Allah, kecuali diturunkan pula obat penangkalnya, selain dari satu penyakit, yaitu ketuaan." (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi). Hadis ini melahirkan sikap optimistis bagi setiap Muslim yang sedang mengalami sakit secara fisik untuk selalu berobat kepada siapa pun, selama caranya benar dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Apabila seseorang mengalami sakit mental atau kejiwaan, maka obat yang ampuh baginya adalah iman dan Alquran. Alquran dapat menjadi penawar dan melindungi manusia dari gangguan kejiwaan. Allah berfirman, "Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS 17:82). Untuk itu, Alquran harus dibaca, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar kesehatan jiwa diperoleh. Dengan disiplin mengikuti tuntutan Islam dalam makan dan minum serta membaca dan mengamalkan Alquran akan membuat setiap Muslim sehat lahir dan batin. Oleh : Firdaus |